Sumber
Daya Konsumen
Sumber daya konsumen adalah segala sumber daya konsumen yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa. Sumber daya konsumen ada 3 yaitu sumber daya ekonomi, sumber daya sementara, sumber daya kognitif.
Sumber daya konsumen adalah segala sumber daya konsumen yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa. Sumber daya konsumen ada 3 yaitu sumber daya ekonomi, sumber daya sementara, sumber daya kognitif.
1.
Sumber Daya
Ekonomi
Potensi
sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya
dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki
baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors)
maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta
dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat
ketergantungan terhadap sumber daya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumber daya alam lain.
Sumber Daya Ekonomi yang lain diluar
pendapatan juga mempengaruhi perilaku konsumen. Yang paling penting adalah
kekayaan (nilai bersih) dan kredit. Kekayaan, yang diukur menurut asset atau
nilai bersih, berkorelasi dengan pendapatan. Variasi primer adalah konsumen tua
cenderung memiliki proporsi kekayaan yang lebih besar dibandingkan konsumen
yang lebih muda. Keluarga kaya menghabiskan uang mereka untuk pelayanan,
perjalanan, minat, dan investasi lebih banyak daripada yang dihabiskan oleh
tetangga mereka untuk perlengkapan rumah, peralatan, alat hiburan, dan produk
serupa tidak terlalu tinggi karena keluarga kaya biasanya berada dalam tahap
yang belakangan dari siklus kehidupan dan tidak berkepentingan untuk melengkapi
rumah baru atas membuat pembelian tambahan untuk peralatan besar.
Uang adalah alat transaksi yang
sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen
sehubungan dengan produk dan merek sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang
konsumen tidak bisa membeli apapun.
Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya
dengan, harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel
penting dalam meramalkan perilaku konsumen.
2.
Sumber Daya
Sementara
Waktu
menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena,
konsumen semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu
bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.
Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu
(time goods).
a. Barang yang
Menggunakan Waktu
Waktu
menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen karena
kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika. Jam yang dihabiskan
di tempat kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah
tangga, dan pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973 menjadi
47,3 pada tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang tersedia
untuk waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu.
Produk yang
memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi
(waktu wajib).
b. Barang
Penghemat Waktu
Kerena
pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat di dalam masyarakat, pasar
untuk barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting.
Kelangkaan menciptakan nilai. Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi
pembeli lebih banyak waktu ketimbang lebih produk. Nilai waktu meningkat ketika
anggaran uang meingkat, sehingga meningkatkan kemungkjinan bahwa pemasar
menaikkan nilai produk (dan harga yang sesuai) lebih besar daripada biaya
tambahan karena mengerjakannya.
Komplikasi
tambahan dalam mendefinisikan kesenggangan terjadi ketika individu dibayar
untuk kegiatan yang mungkin mereka pilih sebagai kegiatan leluasa. Seniman,
professor, dan atlet professional mungkin merupakan contoh individu yang beruntung
dibayar untuk kegiatan yang mereka pilih sebagai kegiatan waktu senggang
mereka. Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu
leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3.
Sumber Daya
Kognitif
Sumber daya kognitif menggambarkan
kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan
informasi. Kapasitas adalah sumber daya yang terbatas. Dapat mengelola hanya
sejumlah tertentu informasi pada satu waktu. Ukuran kapasitas kerap digambarkan
istilah keratan (chunk), yang mewakili suatu unit. Alokasi kapasitas kognitif
dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
arahan (direction) intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian. Karena
konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang
tersedia pada saat tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka
mengalokasikan sumber daya yang terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapat
perhatian, yang lain akan diabaikan.
Intensitas, sebaliknya, mengacu pada jumlah kapasitas
yang difokuskan pada arahan tertentu. Konsumen akan sering mengalokasikan hanya
kapasitas yang diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan
kembali perhatian mereka ke tempat lain. Pada kesemapatan lain, konsumen
mungkin menaruh cukup perhatian untuk mengerti inti dasar dari iklan
bersangkutan. Konsumen kadang mungkin member konsentrasi penuh kepada iklan
tersebut dan menyelidiki secara cermat pesanannya, seperti konsumen di dalam
pasar mobil baru yang membaca iklan mobil. kenyataan bahwa kapasitas merupakan
sumber daya yang terbatas membawa sejumlah implikasi penting sehubungan dengan
bagaimana konsumen mengolah informasi dan membuat pilihan produk.
4.
Kandungan
Pengetahuan
Psikolog kognitif mengemumakan bahwa
ada dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif dan prosedural.
Pengatahuan deklaratif (declarative knowledge)
melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan
prosedural (procedural knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat
digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa fakta tersebut
tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan deklrataif dibagai menjadi dua kategori :
episodik dan semantik. Pengetahuan episodik (episodic knowledge) melibatkan
pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Pengetahuan ini digunakan
untuk menjawab pertanyaan, “kapan anda terakhir kali membeli sejumlah pakaian?”
sebaliknya, pengetahuan sematik (semantic knowledge) mengandung pengetahuan
yang digeneralisasikan yang memberikan arti bagi dunia seseorang. Ini adalah
pengetahuan yang akan anda gunakan dalam mendeskripsikan sebuah barang.
Pengetahuan konsumen di bagi dalam tiga dibidang umum
:
- Pengetahuan Produk (product knowledge)
Kumpulan
berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori
produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan
kepercayaan mengenai produk.
- Pengetahuan Pembelian (purchase knowledge)
Pengetahuan
Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan
Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk
berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal
ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat
waktu dalam mencari lokasi produk.
- Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge)
Suatu produk
akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk
tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka
konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen
mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk
adalah penting bagi konsumen.
5.
Organisasi
Pengetahuan
Organisasi pengetahuan merupakan sesuatu untuk
mengatur atau struktur organisasi untuk
mengelompokan sesuatu, organisasi ini di buat untuk memudahkan
penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri atau juga bisa mendeskripsikan
dokumen, isi, fitur dan tujuan, serta membuat dokumen-dokumen dan bagian yang
dapat diakses oleh orang-orang dalam mencari pesan yang isinya meliputi
pengetahuan. Organisasi pengetahuan bisa di artikan juga sebagai tentang
kegiatan seperti mendokumenkan, pengindeksan dan klasifikasi yang dilakukan di
perpustakaan, database, arsip dll kegiatan ini dilakukan oleh pustakawan,
arsiparis, spesialis subyek dan sekaligus oleh algoritma komputer.
Pengetahuan dalam suatu organisasi dapat menjadikan
organisasi tersebut memahami tujuan keberadaanya, diantara tujuan-tujuan
tersebut yang terpenting adalah bagaimana organisasi memahami cara mencapai
tujuannya, Organisasi-organisasi yang sukses adalah organisasi yang secara
konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkanya secara menyeluruh
didalam organisasinya dan secara cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan
produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu
organisasi, maka semua pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi harus
dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal untuk
organisasinya.
6. Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengatahuan objektif (objective knowledge)
adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh
konsumen di dalam ingatan. Ukuran pengetahuan objektif, yang berfokus pada
potongan informasi khusus yang mungkin diketahui konsumen. Dan pilihan akhir
untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran pengetahuan
subjektif (subjective knowledge). Pengetahuan ini sireflesikan oleh pengukuran
yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri.
Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan
dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran pengetahuan subjektif
berrpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan total dan keakraban
mereka.
Akhirnya, pertimbangan diberikan pada metode
alternatif untuk pengukuran pengetahuan. Pengalaman pembelian atau pemakaian,
walaupun tentu saja berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus memberikan
indikasi yang akurat mengenai beberapa persisnya informasi yang dimiliki
konsumen.
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang
disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti
pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk
akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.Di dalam Psikologi kognitif
dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif
yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua
kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi
dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang
digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan
prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta
ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai
dengan realitas objektif.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar