Senin, 22 Juni 2015

Connectors, Relative Clause and Adjective & Adverb

Nama               : Anis Syafitri
NPM               : 10211916
Kelas               : 4EA17


Connectors

Connectors atau kata penghubung adalah kata yang menghubungkan kelompok kata atau unsur yang sama di sebuah kalimat.

Connectors dibagi menjadi 3, yaitu:

A. Menunjukan waktu: before, after, as soon as, while, when.
  1. We will play badminton after we finish doing the homework.
  2. I prepared my ticket before I go to concert music.
  3. We will leave as soon as the rain stops.
  4. A friend of mine felt asleep on his desk while the teacher was teaching.
  5. I was really happy when I saw a cartoon movie.
B. Menunjukan sebab dan akibat: because/because of, since.
  1. Dhani got an accident because he was driving when drunk.
  2.   I went to the hospital because of Dhani had a serious accident.
  3. Since I was young, i love the animals.
C. Menunjukan tanda urutan: first, next, then, after that, finally.
  1. First, we must prepare the ingredients.
  2. Next, we cut the meat into small pieces.
  3. After that, we put them into frying pan.
  4. Finally, we put some sauce and salt.   
Relative Clause

Relative Clause adalah bagian dari kalimat (anak kalimat) yang memberi keterangan pada orang atau benda yang mendahuluinya. Istilah Relative Clause sama dengan Adjective Clause. Disebut Adjective Clause karena dia menerangkan benda atau orang yang mendahuluinya. Disebut Relative Clause karena dia menghubungkan (me-relate) benda atau orang tersebut dengan frasa di belakangnya.

Relative Clause diawali dengan kata penghubung who, whom, whose, which, that, dengan fungsi sebagai berikut :
Who : menerangkan orang sebagai subject.
Whom : menerangkan kan orang sebagai object (menggantikan me, you, us, him, her, them, it).
Whose : menerangkan orang sebagai pemilik (menggantikan my, your, our, his, her, their,
its).
Which : menerangkan benda sebagai subject maupun object.
That : menerangkan orang atau benda baik sebagai subject maupun object.

Contoh :
  1. I met a woman who is kind to everybody.
  2. The man whom I called gave me some information.
  3. I know the man whose bike is lost.
  4. I'll show you the ring which he gave to me.
  5. The nurse that I talked to will retire next year.


Adjective and Adverb

Adjective adalah Adjective (kata sifat) adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan kata benda (noun) atau bukan kata ganti (pronoun), dapat berupa : orang (person), tempat (place), binatang (animal), maupun benda atau konsep abstrak (thing). Adjective biasanya mendahului kata benda atau kata ganti yang diberi sifat atau bisa juga berdiri sendiri jika menjadi objek sebuah kalimat.

Contoh :
  1. The plate is broken, so I am not eating yet.
  2. My Dad is stronger man.
  3. Deby is a beautiful girl.
  4. This blue motorcycle is expensive, but the green one is cheap.
  5.  He is very handsome and cool.


Adverbs (kata keterangan) adalah kata yang dipakai untuk menerangkan tata bahasa kecuali kata benda dan kata ganti.

Jenis-Jenis kata keterangan,yaitu :

1. Untuk menerangkan kata kerja
Contoh : He speak English fluently.
2. Untuk menerangkan kata tempat
Contoh :  He was here.
3. Untuk menerangkan kata sifat
Contoh : Today it’s too hot to swim.
4. Untuk menerangkan kata depan
Contoh : The cat was sitting almost on the wall.
5. Untuk menerangkan kata sambung
Contoh : I want to know precisely how to the wildfire happened.

References :
- http://www.e-sbmptn.com/2014/11/pengertian-relative-clause-dan-contohnya.html
- http://monckiss.blogspot.com/2013/04/nounadjective-adverb.html

Minggu, 17 Mei 2015

Causative Verbs



Nama   : Anis Syafitri
Kelas   : 4EA17
NPM   : 10211916



Definition Of Causative Verbs :

=> Causative verbs are used to indicate that one person causes another person to do something for them. The true causative verbs are: have, get and make. 

NOTE: Causative verbs are normally used with people, although things can sometimes be “made to do something” also.

How to use causative verbs :

LET = permit something to happen
Grammatical structure:

- LET + PERSON/THING + VERB (base form)

Examples:

  • I don’t let my brother watch horror movies.
  • Mary’s father won’t let her adopt a puppy because he’s allergic to dogs.
  • Our boss doesn’t let us eat lunch at our desks, we have to eat in the cafeteria.
  • I wasn’t paying attention while cooking, and I let the food burn.
  • Don’t let the advertising expenses surpass $1000.

Remember: The past tense of let is also let, there is no change.
Note: The verbs allow and permit are more formal ways to say “let.” However, with allow and permit, we use to + verb:

  • I don’t allow my brother to watch horror movies.
  • Our boss doesn’t permit us to eat lunch at our desks.


MAKE = force or require someone to take an action
Grammatical structure:

- MAKE + PERSON + VERB (base form)
Examples:
  • After Doni broke the neighbor’s window, his parents made him pay for it.
  • My ex-boyfriend loved sci-fi and made me watch every episode of his favorite show.
  • The teacher made all the students rewrite their papers, because the first drafts were not acceptable.
Note: When using the verbs force and require, we must use to + verb.
  • The school requires the students to wear uniforms.
    “Require” often implies that there is a rule.
  • The hijacker forced the pilots to take the plane in a different direction.
    “Force” often implies violence, threats, or extremely strong pressure

HAVE = give someone else the responsibility to do something
Grammatical structure:

- HAVE + PERSON + VERB (base form)
- HAVE + THING + PAST PARTICIPLE OF VERB

Examples of grammatical structure #1:
  • I’ll have my assistant call you to reschedule the appointment.
  • The businessman had his secretary make copies of the report.
Examples of grammatical structure #2:
  • I’m going to have my hair cut tomorrow.
  • We’re having our house painted this weekend.
  • Mike had his teeth whitened, his smile looks great.
  • My washing machine is broken, I need to have it repaired.
Note: In informal speech, we often use get in these cases:
  •  I’m going to get my hair cut tomorrow.
  • We’re getting our house painted this weekend.
  • Mike got his teeth whitened, his smile looks great.
  • My washing machine is broken, I need to get it repaired.

GET = convince/encourage someone to do something
Grammatical structure:

- GET + PERSON + TO + VERB
Examples:
  • How can we get all the employees to arrive on time?
  • My father hates housework, I can never get him to wash the dishes.
  • I was nervous about eating sushi, but my brother got me to try it at a Japanese restaurant.
  • The non-profit got a professional photographer to take photos at the event for free.

HELP = assist someone in doing something
Grammatical structure:
- HELP + PERSON + VERB (base form)
- HELP + PERSON + TO + VERB

After “help,” you can use “to” or not-both ways are correct. In general, the form without “to” is more common:
  •  He helped me carry the boxes.
  • He helped me to carry the boxes.
  • Reading before bed helps me relax.
  • Reading before bed helps me to relax.

Source :
  •  http://www.ecenglish.com/learnenglish/lessons/causative-verbs-have-let-make
  •  http://www.eoioviedo.org/anacarmen/passive/causative%20verbs.pdf
  • http://www.englishpage.com/minitutorials/let.html
  • http://www.myenglishpages.com/site_php_files/grammar-lesson-causative-verb.php

Kamis, 07 Mei 2015

Kuliah Umum Ekonomi Syariah



Nama               : Anis Syafitri
Kelas               : 4EA17
NPM               : 10211916


Being Global Leader In Islamic Finance

Pada hari senin lalu tanggal 4 Mei 2015, saya mengikuti kuliah umum ekonomi syariah dengan tema “ Being Global Leader In Islamic Finance “ , dengan pembicara Bapak Ronald Rulindo, Ph.D . Dibawah ini merupakan rangkuman dalam kuliah umum :


Sejarah Perbankan Syariah

Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam.
Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah islam. Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji.

Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia

Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim membuat negara ini menjadi pasar terbesar di dunia bagi perbankan syariah. Besarnya populasi muslim itu memberikan ruang yang cukup lebar bagi perkembangan bank syariah di Indonesia. Di Indonesia, bank syariah pertama baru lahir tahun 1991 dan beroperasi secara resmi tahun 1992. Padahal, pemikiran mengenai hal ini sudah terjadi sejak dasawarsa 1970-an. Namun, sejak 2000-an, setelah terbukti keunggulan bank syariah (bank Islam) dibandingkan bank konvensional – antara lain, Bank Muamalat tidak memerlukan suntikan dana, ketika bank-bank konvensional menjerit minta Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ratusan triliunan akibat negative spread – bank-bank syariah pun bermunculan di Indonesia. Hingga akhir Desember 2006, di Indonesia terdapat tiga Bank Umum Syariah (BUS) dan 20 Unit Usaha Syariah (UUS). Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, namun usaha tersebut tidak berhasil. Berikutnya, eksperimen dilakukan di Pakistan pada akhir 1950-an.
Namun, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan inovatif di masa modern dilakukan di Mesir pada 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Kesuksesan Mit Ghamr memberi inspirasi bagi umat Muslim di seluruh dunia, sehingga muncul kesadaran bahwa prinsip-prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasi dalam bisnis modern.
Salah satu tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic Development Bank (IDB, atau Bank Pembangunan Islam) pada tahun 1975, yang berpusat di Jeddah. Bank pembangunan yang menyerupai Bank Dunia (World Bank) dan Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank, ADB) ini dibentuk oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang anggota-anggotanya adalah negara-negara Islam, termasuk Indonesia.
Pada era 1970-an, usaha-usaha untuk mendirikan bank Islam sudah menyebar ke banyak negara. Misalnya, Dubai Islamic Bank (1975) dan Kuwait Finance House (1977) di Timur Tengah. Beberapa negara seperti Pakistan, Iran, dan Sudan, bahkan mengubah seluruh sistem keuangan di negara tersebut menjadi nur-bung, sehingga semua lembaga keuangan di negara tersebut beroperasi tanpa menggunakan bunga. Kini perbankan syariah sudah menyebar ke berbagai negara, bahkan negara-negara Barat. The Islamic Bank International of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang beroperasi di Eropa, tepatnya Denmark, tahun 1983. Di Asia Tenggara, tonggak perkembangan perbankan terjadi pada awal dasawarsa 1980-an, dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada tahun 1983.

Beberapa Orang Yang Sukses Dalam Global Islamic Finance Leadership
Presiden Republik Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menerima penghargaan Global Islamic Finance Leadership Awards 2014 di ajang Global Islamic Finance Awards 2014 (GIFA) yang diselenggarakan oleh Edbiz Consulting. Penghargaan Global Islamic Finance Leadership Awards diberikan kepada Malaysia karena peran besarnya dalam mempromosikan dan mengembangkan perbankan dan keuangan Islam secara global.
Penghargaan diserahkan oleh Profesor Humayon Dar, Ketua GIFA dan Shahid Malik, mantan Menteri Urusan Pengembangan Internasional Inggris. Beberapa tokoh yang pernah menerima GIFA adalah mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Abdullah Badawi, Sultan Perak Darul Ridzuan, Sultan Nazrin Shah dan mantan Perdana Menteri Pakistan Shaukat Aziz.


Tujuan Perbankan Syariah :
Perbankan sayariah islam bertujuan untuk :
- Menciptakannya perekonomian yang maju
- Menekankan keadilan mengajarkan konsep yang unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional

Prinsip-Prinsip Bank Syariah
Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur di bawah ini dalam transaksi-transaksi perbankan tersebut:
1.     Perniagaan atas barang-barang yang haram
2.     Bunga
3.     Perjudian dan spekulasi yang disengaja
4.     Ketidakjelasan dan manipulatif

Islamic Finance Mendorong Financial Inclusion
Financial inclusion yaitu sebagai suatu kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan entah dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan. Perbankan syariah dapat berperan strategis dalam proses financial inclusion.

Fenomena Riba Dalam Aktivitas Ekonomi Mayarakat ( Mengapa Tidak Boleh )
- Membawa Ketidakadilan
- Merusak Perekonomian
- Menyebabkan Kemalasan -> Rasa malas untuk investasi



Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Islam
·         Melakukan hanya investasi yang halal menurut hukum Islam
·         Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa
·         Berorientasi keuntungan dan falah (kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam)
·         Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan
·         Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah
Bank Konvensional
·         Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam
·         Memakai perangkat suku bunga
·         Berorientasi keuntungan
·         Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur
·         Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan sejenis


How To Become Global Leader In Islamic Finance
a.       Memperluas wawasan
b.      Memperdalam pengetahuan mengenai islamic finance
c.       Membangun visi
d.      Istiqomah
e.       Melakukan secara bersama-sama