Kamis, 12 Desember 2013

DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN

KELOMPOK RUJUKAN
Kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atas rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai -nilai dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Konsep ini juga memberikan pandangan mengenai metode yang kadang-kadang digunakan para pemasar untuk mempengaruhi perubahan yang diinginkan pada perilaku konsumen. Tingkat pengaruh yang digunakan kelompok rujukan pada perilaku konsumen perorangan biasanya tergantung pada sifat individu dan produk serta faktor-faktor sosial tertentu.

KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan.

Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga,  dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.

Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.

Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.

APAKAH KELUARGA ITU?

 Keluarga (family) adlah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama. Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi (family of procreation).

APAKAH RUMAH TANGGA ITU?
Rumah tangga (household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :

A.Fungsi Produksi Rumah Tangga
 1.Fungsi Pembelian
 2.Produksi Rumah Tangga
 3.Fungsi Konsumsi
 4.Fungsi Pasar Tenaga Kerja
 5.Fungsi Pemeliharaan Keluarga

B.Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga
 1.Informasi
 2.Sumber Keuangan
 3.Barang Pasar
 4.Karakteristik
 5.Waktu
    
C.  Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
 1.Data
 2.Peluang Pasar Tenaga Kerja
 3.Peluang Pasar Produk
 4.Struktur Rumah Tangga
 5.Kepuasan

Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
Para pemasar tidak hanya berpikir tentang keluarga, kategori rumah tangga yang terbesar, tetapi juga rumah tangga nonkeluarga, yang berkembang lebih cepat.

VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Terdapat 4 faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Keempat faktor tersebut adalah:

1.Faktor Budaya, faktor ini merupakan penentu  keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Hal ini dikarenakan adanya kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya dan lembaga penting lainnya. Faktor ini terdiri dari budaya masyarakat, sub-budaya, dan kelas sosial. Dimana untuk sub-budaya dipengaruhi oleh ras, etnik, agama, kelompok, letak geografis, dan lainnya. Sedangkan kelas sosial terdiri atas beberapa ciri, yang mana ciri pertama adalah orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung untuk bertingkah laku lebih seragam dari pada dua kelas sosial yang berbeda; ciri kedua adalah orang-orang yang menempati posisi inferior atau superior sehubungan dengan kelas sosial mereka; ciri ketiga adalah kelas sosial seseorang  ditandai dengan sekumpulan variabel seperti: pekerjaan, pendidikan, penghasilan, dan lainnya;dan ciri keempat adalah orang yang pindah dari strata sosial satu ke strata sosial lainnya baik ke atas maupun ke bawah sepanjang hidup mereka.

2.Faktor Sosial, faktor ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, peran dan status. Dimana kelompok acuan dapat terbagi seperti kelompok primer dan kelompok sekunder, atau kelompok aspirasional dan kelompok dissosiatif, atau kelompok opinion leader dan kelompok follower. Sedangkan untuk faktor keluarga terdapat dominasi atas anggota yang satu terhadap anggota yang lainnya atau adanya kesepakatan dari masing-masing anggota keluarga. Dan untuk peran dan status ini lebih merupakan pengakuan keberadaan dari individu tersebut.

3.Faktor Pribadi, faktor ini dipengaruhi oleh karakteristik dari siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep-diri pembeli. Yang mana siklus hidup seseorang, pekerjaan yang didapati, keadaan ekonomi yang semakin baik, serta gaya hidup yang meningkat tentunya akan memberikan nilai pada kepribadian dan konsep-diri pembeli.

4.Faktor Psikologis, faktor ini dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan pendirian. Dimana bila motivasi yang timbul ditambah dengan persepsi akan barang yang dibeli serta pengetahuan yang didapat dari barang/jasa tersebut akan semakin menambah keyakinan dan pendirian yang kuat akan seseorang untuk memiliki barang/jasa tersebut.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.

Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.
Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga .Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap individu yang tepat. Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
-Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
-Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
-Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
-Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
-Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
Menikah atau Single.
Ukuran Rumah Tangga.
Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
Boom orang single.
Perceraian dan perilaku konsumen.
Orang-orang single yang hidup bersama.
Pemasaran untuk orang single.
Perkawinan kembali

PERANAN WANITA YANG BERUBAH
Wanita sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk:
1)    Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.
2)   Budaya social
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

PERANAN PRIA YANG BERUBAH(CHANGING MASCULINE ROLE)
Pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk:
1)    Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.
2)   Budaya social
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

METODELOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
A)Kerangka Proses-Keputusan.
B)Kategori Sturktur-Peran.
C)Bias Pewawancara.
D)Seleksi Responden .

IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawin, atau adopsi dan yang tinggal bersama. Rumah tangga berbeda dengan keluarga berdasarkan pendeskripsian semua orang, baik yang berkerabat maupun tidak, yang menempati suatu unit perumahan.
Anggota keluarga (rumah tangga) memegang berbagai peranan yang mencakupi penjaga pintu,pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai. Jadi pengaruh pasangan hidup, anak, atau anggota keluarga yang lain dalam keluarga bervariasi menurut sumber daya anggota keluarga, jenis produk, tahap dalam siklus kehidupan, dan tahap dalam keputusan pembelian.
Siklus kehidupan keluarga (SKK) meneskripsikan bagaimana keluarga berubah sepanjang waktu. Rancangan tradisional dalam menganalisis SKK sudah diperbaharui dengan matriks pasar konsumen dari tahap kehidupan yang menekankan pendapatan relative suatu keluarga dalam setiap tahap. Matriks ini dibangun berdasrkan 6 tahap : Single muda, pasangan muda, orang tua muda, keluarga separuh baya, rumah tangga separuh baya, dan rumah tangga tua.
Keluarga dan rumah tangga berubah dalam struktur an komposisinya di antara perubahan terbaru yang penting adalah naiknya rumah tangga single, ukuran keluarga yang lebih kecil, dan bertambahnya jumlah orang yang bercerai dan rumah tangga dari orang yang menikah kembali.
Jadi kelompok masyarakat dan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal tersebut dapat kita lihat dari contoh berikut ini :
Seseorang yang bekerja di suatu institusi tertentu mempengaruhi produk apa yang  akan di beli. Misalnya, seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang sudah memiliki kelas social yang tinggi dan sudah memiliki banyak relasi, maka dia sebagai pegawai mungkin akan membeli barang atau produk yang ber-merk yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengaruh dari kelompok masyarakat yang ada di institusi tersebut, yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli satu produk.

SUMBER:



KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL

Kelas social mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas akan gaya hidup dikalangan masing-masing kelas dan juga estimasi social yang positif atau negative mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing-masing kelas.
Max Weber dan Karl Marx, yang dapat dianggap sebagai bapak teori kelas social, menjelaskan perbedaan tesebut:
Melalui penyederhanaan yang terkesan berlebihan, orang dapat berkata bahwa “kelas” di stratifikasikan menurut hubungan mereka di dalam produksi dan perolehan barang, sedangkan “kelompok status” distratifikasikan” menurut prinsip konsumsi barang yang mereka gambarkan dengan “gaya hidup” special.

System kelas dan status social ada di dunia. Di inggris dan negara eropa , konsep itu begitu penting untuk mengetahui prilaku konsumen. Merek dan toko juga mempunyai kedudukan.
Penempatan kelas social diilustrasiakan oleh bir, suatu produk yang banyak dibeli oleh  kelas menengah kebawah, berlawanan dengan anggur.
Status social dapat dibedakan dua macam menurut proses perkembangannya:
1.Status yang diperoleh atas dasar keturunan.Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup misalnya masyarakat feudal tau masyarakat menganut faham rasialisme.
2.Status yang diperoleh atas dasar usahayang disengaja,status ini dalam perolehannya berbeda dengan status dasar kelahiran kodrat atau keturunan. Status ini lebih bersifat terbuka. Individu dan anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya sendiri dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuan sendiri.Sembilan variable sebagai yang paling penting di dalam arus sosiologis  dan penelitian lain yang berkenaan dengan kelas social.
Kesembilan variable ini diidentifikasi di dalam sintesis yang eberpengaruh dari penelitian kelas social oleh Gilbert  dan Kahl, yang dikelompokkan dengan cara berikut ini:
1.Variable ekonomi
Pekerjaan,pendapatan,dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena apa yang orang kerjakan tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga sangat penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada  anggota keluarga.
2.Variable interaksi
Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi adalah inti dari kelas social. Orang yang mempunyai prestos tinggi bila orang lain mempunyai sikap respek atau hormat kepada mereka.
-Pestis adalah sentiment di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu  mengetahui bahwa hal itu ada disana.
-Asosiasi adalah veriabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari. Orang mempunyai hubungan yang erat dengan orang yang suka dengan hal-hal yang sama seperti yang mereka kerjakan,dengan cara yang sama, dan dengan  siapa mereka merasa bahagia.
-Sosialisasi adalah proses individu belajar keterampilan, sikap dan kebiasaan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
3.Variable politik
Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas adalah penting untuk mengerti aspek politik dari system stratifikasi.
Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang lain. Kesadaran kelas mengacu pada ingkat dimana orang di dalam suatu kelas social sadar akan diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan kepentingan politik dan ekonomi bersama.Mobilitas dan suksesi adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau instabilitas system stratifikasi.

PERBEDAAN ANTARA KELAS SOSIAL  DENGAN STATUS SOSIAL
KELAS SOSIAL
Class system adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat, artinya semua keluarga dan orang yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum.
Dengan demikian pengertian kelas adalah paralel dengan pengertian lapisan tanpa membedakan apakah dasar  lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan, atau dasar lainnya. Adapun yang meggunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atau kehormatan dinamakan kedudukan (status group ).

STATUS SOSIAL
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dengan kedudukan social (social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok social. Kedudukan social adalah  tempat seseorang, secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya, dan hak-haknya serta kewijiban-kewajibannya.
Masyarakat pada umunya mengembangjan dua macam kedudukan, yaitu:
1.Ascribe status
Yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.
2.Achieved status
Adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Akan tetapi bersifat terbuka bagi siapapun tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.

PEMILIKAN
Pemilikan adalah symbol keangotaan kelas tidak hanya jumlah pemilikannya, tetapi sifat pilihan yang dibuat.

DINAMIKA KELAS SOSIAL
Perilaku kelas sosial dinamis kerna mencerminkan lingkungan yang berubah. Dinamika kelas social mencerminkan perbedaan kelas antara kelas middle-up and middle-down. Sehingga terlihat jelas sekali mencoloknya.

SOCIAL MOBILITY  DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP MARKET
Mobilitas social adalah suatu gerakan dalm struktur social yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok social.
Tipe gerak social yaitu:
a.Gerak social vertikal
gerak social vertikal merupakan suatu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Gerak social vertical sesuai dengan aranhnya dibedakan menjadi dua lagi:

1) Gerak social vertical naik
Terdapat dua bentuk utama yaitu:
Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
2)Gerak social vertical turun
Terdapat dua bentuk utama diantaranya:
Turunnya kedudukan individu  ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.
b.Gerak social horizontal
Gerak social  horizontalmerupakan suatu perpindahan individu atau objek social dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainnya yang sederajat.

KLASIFIKASI GEODEMOGRAFI DAN MANFAATNYA BAGI PEMASAR
Segmentasi Pasar: Tindakan membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda yang diperkirakan membutuhkan produk. Dalam hal ini perusahaan mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen, mengembangkan segmen pasar yang menguntungkan, dan mengevaluasi daya tariknya

Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.

Variabel demografis terdiri atas kerakteristik seperti usia, penghasilan, dan etnis. Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. Perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan sistem klasifikasi, atau clustering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.

Penetapan Sasaran Berdasarkan geodemografis
Kata geodemografis adalah gabungan dari kata geografi dan demografi, yang secara indah mendeskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran yang menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap di area yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis ke dalam common group, atau cluster, di mana terdapat orang-orang dengan karakteristik demografis serta gaya hidup yang sama.

PEMASARAN UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL
Prosedur untuk pangsa pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1.       Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
2.       Perbandingan variable kelas social untuk pemangsaan dangan variable lain (pendapatan,  siklus hidup, dsb)
3.       Deskripsi karakteristik kelas social yang diidentifikasi di dalam target pasar.
4.       Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.

Pangsa pasar kelas social dideskripsikan dengan dua jenis variable:
1.Informasi profil umum
2.Informasi spesifikasi produk
Analisis pangsa pasar berdasarkan profil sosioekonomi memungkinkan seseorang  pemasar mengembangkan program pemasaran yang komprehensif agar cocok dengan karakteristik sosioekonomi dari target pasar. Ini akan mencakupi sifat produk, strategi media, strategi kreatif, saluran distribusi, dan penetapan harga.

PENGENALAN KEBUTUHAN DAN KRITERIA EVALUASI
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga aspek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari Japan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

PROSES PENCARIAAN
Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.

BAHASA SOSIAL
Pola bahasa individual berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Didalam seperangkat exsperimen, kelas sosial responden lebih dahulu diukur sebelum mereka diminta untuk membuat rekaman, fabel, selama 40 detik.
Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang,eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.Iklan mobil kelas bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.

PROSES PEMBELIAN
Dalam proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah proses, yaitu :
1)    Menganalisa keinginan dan kebutuhan
2)    Menilai beberapa sumber
3)    Menetapkan tujuan pembelian
4)    Mengidentifikasi alternative pembelian
5)    Mengambil keputusan untuk membeli
6)    Perilaku sesudah pembelian
Berikut adalah tahapan-tahapan pembelian sebagai berikut :
1.Tahap pertama adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut tersedia di pasar.
2.Tahap kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari perusahaan.
3.Tahap ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk itu secara umum.
4.Tahap keempat adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli produk merk A, bukan merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang seharga ini bukan seharga itu.” Ini adalah preferensi. Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
5.Tahap kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
6.Tahapan keenam akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.

METODE PENELITIAN PEMASARAN UNTUK MENGUKUR KELAS SOSIAL
Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.
Nilai-nilai yang di tetapkan dalam satu dari dua cara.Satu metode menggunakan survei terhadap orang yang diminta untuk meningkatkan prestise orang-orang dalam berbagai pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti peningkatan pendidikan rata-rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.

SUMBER :