Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam
berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan
penulisan karya ilmiah.
Prof harsojo
menyebutkan enam macam sikap ilmiah :
(1)
Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
(2) Sikap
serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak, ilmu
berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara apriori
telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam imlu sering
untuk mematahkan teori yang lain
(3)Sikap skeptis
adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan yang belum
cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
(4)
Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada
tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum selesainya
dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang ilmuwan
(5)
Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
(6) Sikap
tidak memihak pada etik.
Berikut
Rincian sikap ilmiah harus dimiliki seorang peneliti, adalah sebagai berikut :
1. Sikap
Ingin Tahu
Sikap ingin
tahu inilah yang menimbulkan beberapa pertanyaan seperti : mengapa demikian?
Bagaimana caranya?
2. Jujur
Seorang
peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan tidak boleh mengubah
data hasil penelitiannya apalagi memanipulasi data. Apapun hasil penelitian
harus dilaporkan secara jujur.
3. Objektif
Seorang
peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi oleh
perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada.
4. Memiliki
Kepedulian
Seorang
peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti yang baru.
5. Teliti
Seorang
peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan
kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
6. Tekun
Seorang
peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi masalah dalam
penelitiannya.
7. Berani
dan Santun
Seorang
peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.
8. Sikap
Kritis
Sikap kritis
terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan
bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya,
kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
9. Sikap
Terbuka
Sikap terbuka
dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik,
dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat,argumentasi ,kritik
tersebut tidak diterima.
10. Sikap
Rela Menghargai Karya Orang Lain
Sikap
menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber
secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.
11. Sikap
Berani Mempertahankan Kebenaran
Sikap ini
menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau
pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil
yang ada.
12. Sikap
menjangkau ke depan
Sikap ini
dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan
bidang ilmunya.
Metode
ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah.
Tujuan
mempelajari penulisan ilmiah :
1. Untuk
meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan
maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk
mengorganisasikan fakta
3. Merupakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis.
4. Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah,
pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi
temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan
yang dapat diandalkan.
Langkah-langkah
penulisan metode ilmiah :
Karena
metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau
tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah
metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan Masalah
Berpikir
ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan
penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode
ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut,
kemudian menyimpulkannya.
2.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian
berdasarkan data yang telah dianalisis. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan
data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam
metode ilmiah. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah,
sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4. Menguji
Hipotesis
Sudah
disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan
sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji
hipotesis, hipotesis bisa diterima ataupun ditolak berdasarkan perhitungan pada
data yang dimiliki peneliti.
5.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah
paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang
telah diajukan sebelumnya. Dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak
relevan dengan penelitian tersebut.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar